KELOMPOK 7 MEKANIKA: 2009

irfan_fistek_2009

CINTAILAH INDONESIA

Sesuai judul di atas tema yang akan saya angkat dalam penulisan kali ini adalah tenteng penting nya mencintai produk dalam negeri. Seperti yang kita tahu dewasa ini banyak terjadi fenomena- fenomena meledak nya produk luar dalam pasaran negeri kita yaitu negeri indonesia. Bebagai macam produk dari segi kesehatan, kecantikan, makanan, hingga alat- alat elektronik membanjiri pasaran kita saat ini. Tetapi apakah kita pernah berpikir apa dampak dari membooming nya barang- barang luar tersebut buat para pedagang kita. Padahal kualitas barang- barang yang di hasilkan oleh tangan- tangan bangsa kita sendiri pun tidak berbeda jauh dari barang- barang impor tersebut dan bahkan beberapa di antara nya memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari barang- barang impor tersebut. Tetapi yang di sayangkan dari penduduk kita adalah mudah nya mereka termakan berbagai iklan- iklan yang di tayangkan di televisi. Iklan- iklan tersebut di sajikan sedemikian rupa dan di bumbui berbagai macam teknologi sehingga kelihatan lebih menggiurkan dari fungsi,cara kerja, atau bahkan bentuk nya. Sehingga para pelenggan pun bagaikan di sihir untuk membeli barang tersebut. Seperti contoh yang paling mudah dan ringan adalah banyak nya para konsumen- konsumen yang lebih memilih sepatu,sandal atau tas- tas yang bermerek luar hanya karena gengsi apabila memebeli produk yang di hasilkan dari cibaduyut. Padahal kualitas produksi cibaduyut tidak kalah dan bahan baku yang di gunakan mungkin lebih asli dari bahan baku yang di gunakan oleh produk- produk luar negeri. Akhir nya merek itu pun laku keras dan memperkaya perusahan yang memproduksi sepatu atau sandal tersebut. Dan tidak ada keuntungan bagi rakyat dan pedagang kita. Oleh karena itu, marilah kita mulai menanamkan rasa cinta produk dalam negeri karena hal itu juga yang dapat membantu membangun perekonomian kita.

Septian Aditama

Fistek

Cinta Produk Dalam Negeri

Tak dapat dipungkiri lagi, begitu banyak produk asing yang betebaran di negeri kita ini. Setiap benda atau peralatan yang kita gunakan atau kita temukan itu adalah produksi luar negeri.Berbagai macam, mulai dari pakaian,makanan,minuman, mulai dari hal yang besar sampai hal yang terkecil sekali pun. Seakan “kecanduan” dengan produk asing, masyarakat kita, bahkan pelajar kita acap kali mengkonsumsi barang buatan luar negeri jika dibandingkan dengan barang buatan dalam negeri. Berbagai alasan mereka sodorkan perihal mengenai seringnya mereka menggunakan produk luar negeri ini.

Salah satu alasan terkuat mengapa setiap individu memilih produk dalam negeri adalah produk luar negeri memiliki harga dan kualitasnya sebanding. Sedangkan produk Indonesia itu harga dan kualitasnya tidak sebanding. Barang yang dihasilkan terkesan asal-asalan dan hanya mengejar untung besar.

Oleh karena itu, para produsen dalam negeri juga harus memperbaiki kualitas mereka sehingga mampu bersaing dengan produsen-produsen dari luar negeri dalam hal kualitas, maupun nilai jaul.

Mengkonsumsi produk dalam negeri sendiri memiliki banyak sekali manfaat, selain untuk membantu perkembangan produsen dari dalam negeri, kita juga akan menciptakan lapangan kerja secara tidak langsung dan mampu menekan tingkat pengangguran di negeri ini. Selain itu, kita juga ikut berperan serta dalam upaya menumbuhkan perekonomian dalam negeri, dimana bukan rahasia lagi jika perekonomian bangsa ini sedang sangat labil dan masih dalam 'jajahan' bangsa asing. Selain itu kita juga ikut menggerakkan sektor perdagangan dalam negeri.

Adiya fedziyasti bandi fistek 2009

MENCINTAI PRODUK DALAM NEGERI

Seluruh umat manusia sedang berada dalam era globalisasi saat ini. Setiap individu di berbagai belahan dunia dengan mudah dapat berkomunikasi satu sama lain antarkota, pulau, negara, bahkan benua. Tak terkecuali negara kita, Indonesia, meskipun ada pula beberapa daerah yang masih terbelakang. Namun tidak setiap dampak globalisasi bernilai positif. Adapun dampak-dampak negatif yang ditimbulkan, dan yang paling utama bagi bangsa Indonesia adalah semakin ditinggalkannya produk-produk dalam negeri oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Sebagian besar masyarakat Indonesia yang termasuk dalam dalam tingkat ekonomi menengah ke atas lebih memilih produk-produk dari negara asing yang berkualitas. Bahkan mungkin bila seseorang yang kaya raya disuruh memilih sebuah tas, antara tas bermerek asing dengan tas khas kerajinan tangan Bali, orang tersebut akan memilih tas bermerek asing, walaupun harganya bisa ratusan atau bahkan ribuan kali lipat dari tas kerajinan khas Bali. Alasannya bemacam-macam, tas branded lebih high-tech, lebih modern, keren, lebih gaya, sampai-sampai ada juga masyarakat yang ternyata hanya membeli barang tiruannya dengan harga yang jauh lebih murah, saking besarnya rasa cinta terhadap produk negara asing!

Sangat memprihatinkan. Yang terjadi adalah justru pandangan rendah orang-orang mengenai budaya Indonesia, yang dianggap kuno, todak modern. Batik sempat menjadi trend, itupun karena ada negara lain yang mengkalim batik. Sebelum diklaim, tetap saja merek-merek asing yang berkuasa. Indonesia seperti tidak punya tindakan yang sifatnya preventif. Ini sangat tidak baik bagi kelangsungan hidup rakyat kita. Sudah terlalu banyak hal-hal yang sebenarnya telah kita miliki, namun diklaim oleh negara lain.

Selain itu, masyarakat Indonesia pun tidak percaya produk-produk inovasi buatan anak bangsa. Ada seorang arsitek yang berasal dari Indonesia yang mengklaim produknya ke Amerika dan Eropa, dan akhirnya produk tersebut beredar di Indonesia dengan merek asing, dan harganya menjadi mahal karena merek. Alasana arsitek itu melakukan hal tersebut, jelas, jika tidak demikian maka produknya akan sangat sulit laku di Indonesia (karena merek yang tidak terkenal) dan keuntungan yang dihasilkan akan lebih sedikit karena pasti dijual murah. Toh, jika mahal dengan mereknya ‘jelas’ hanya akan membuat prodak semakin tidak laku.

Oleh sebab itu, sudah saatnya kita mencintai budaya, mencintai produk dalam negeri. Seharusnya pengalaman yang sudah terjadi, saat beberapa hal yang kita miliki diklaim negara lain, dijadikan pelajaran bahwa tindakan-tindakan preventif dari masyarakt Indonesia sendiri sangat diperlukan, terutama masalah klaim. Kita yang memiliki, seharusnya kita yang mengklaim. Jangan sampai akhirnya seluruh kebudayaan Indonesia habis ‘diambil’ negara asing.

Ade setio nugroho fistek 2009

CINTA PRODUK INDONESIA

Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri. Kesempatan untuk merasakan beragam produk hasil karya dalam negeri adalah sesuatu yang menyenangkan. Betapapun jauhnya fisik dari negeri tempat kelahiran, namun hati dan perasaan selalu terpaut dengannya. Itulah yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri.

Saya contohnya, sering sekali merasa kangen menikmati sajian khas berselera dari indomie telur ditambah dengan saus indofood. Sungguh, senikmat apapun makanan khas Mesir, masih kalah dibanding dengan semangkuk indomie telur dengan saus indofood. Rasa cinta dan bangga terhadap produk dalam negeri memang baru benar-benar terasa ketika kita berada di negeri orang. Membeli dan menikmati produk made in Indonesia menjadi kebanggan tersendiri. Setidaknya produk Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk lainnya. Tidak jarang saya sengaja mencari dan membeli pakaian buatan Indonesia karena bangga menggunakan produk dalam negeri yang terus melekat dalam benak hati. Terlebih lagi apabila produk kita dipuji oleh teman dari negeri lain. Rasanya kita benar-benar mendapatkan tempat dihati mereka.

Lantas, kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa Indonesia kembali lahir ketika saya merasa ikut andil dalam memakmurkan Indonesia. Kecil memang perananannya, namun bukan besar kecil yang diharapkan oleh Indonesia, melainkan loyalitas dan gairah kebangsaan yang selalu melekat dimanapun kita berada. Indonesia menunggu dan menantikan gairah kebangsaan dari seluruh masyarakatnya. Jika bukan masyarakatnya sendiri, lantas siapa lagi yang mampu memajukan Indonesia?

Maka cinta dan bangga menggunakan produk tanah air adalah jawabannya. Masih segar di telinga kita tentang aksi boikot produk Yahudi, atau pemboikotan produk-produk Denmark pasca kejadian karikatur Nabi saw. Munculnya aksi ini didasarkan atas kecintaan terhadap Islam yang universal, maka bukan tidak mungkin apabila kita masyarakat Indonesia meniru aksi ini. Mencontoh semangat yang lahir dari kegiatan diatas, kecintaan terhadap negeri sendiri dengan mencintai dan menggunakan produk tanah air.

Membeli dan menggunakan produk tanah air berarti ikut dalam memajukan produk dalam negeri. Juga artinya ikut memajukan perekonomian bangsa secara mikro. Perekonomian Indonesia khas dengan koperasi yang berdiri pada sistem gotong royong. Gotong royong membuat yang tak mungkin diwujudkan menjadi dapat diwujudkan. Gotong royong membuat semua pihak diuntungkan. Kunci dari gotong royong tersebut adalah kepercayaan serta kebersamaan antarsesama. Maka ikut memakai produk tanah air adalah salah satu bentuk gotong royong yang selalu menjadi karakter khas Indonesia dari dulu, sekarang dan esok hari.

Apabila produk Indonesia dapat diterima oleh masyarakat. Maka perkembangan terhadap produk tanah air ada di depan mata. Selanjutnya, akan sangat mempengaruhi beragam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), diterimanya hasil produksi mereka, akan sangat mempengaruhi bagi perkembangan usaha mereka. Apabila hasil produksi mereka habis di pasaran, maka modal beserta keuntungan akan diraih. Selanjutnya proses produksi dapat dilanjutkan. Dan bukan tidak mungkin mereka akan mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian akan lahir lapangan pekerjaan baru yang berarti angka pengangguran berkurang, lantas mempengaruhi tingkat kriminalitas yang menurun, hingga lahirlah angka kemakmuran yang meningkat di tengah-tengah masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai lebih dari 250juta jiwa menjadi modal bagi perkembangan produk tanah air. Mari kita lihat Cina dan India dengan jumlah penduduk terbesar pertama dan kedua di dunia. Dengan jumlah populasi yang sangat besar mereka lantas tidak menemui kesulitan berarti dalam memasarkan produksi dalam negeri mereka.

Maka dari itu apabila masyarakat kita sudah bangga dengan produk sendiri, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan akan banyak bermunculan produk-produk baru karya anak negeri yang mampu bersaing di kancah internasional. Modal dasarnya adalah percaya diri yang disokong oleh masyarakat Indonesia. Bahwa kita bangga dengan produk dalam negeri. Contoh dari negeri lain adalah Malaysia yang sangat bangga dengan petronas mereka. Atau lagi-lagi negeri Cina yang selalu mampu memberikan saingan terhadap produk luar negeri manapun.

Negara-negara Eropa bangga dengan hasil produksi yang dilahirkan oleh anak bangsanya. Amerika-pun berkoar-koar menyatakan sebagai Negara terbesar di dunia. Juga Jepang yang selalu berbesar hati dengan kemajuan teknologinya. Mereka memang sangat bergairah dengan memamerkan hasil karya negerinya. Toh mereka akhirnya juga mampu memajukan Negara mereka, dengan terus bangga terhadap karya sendiri. Maka sepatutnya kita rakyat Indonesia mengaplikasikan kecintaan negeri dengan memajukan produk kita sendiri. Gairah kebangsaan dapat lahir dan muncul diawali dengan berani tampil menggunakan produk dalam negeri.

Pahlawan bangsa kita seakan memberikan pesan sepeninggal mereka. Bahwa pertahankan harga diri Indonesia dari injakan penjajah dan kepicikan Negara lain. Tidak sulit bagi kita melakukannya. Cinta terhadap produk tanah air adalah salah satu bentuk nyata dari kebanggaan terhadap Indonesia.

Heri Widayat_Fistek_2009

Di negara kita banyak sekali produk-produk luar negeri yang menguasai perdagangan di Indonesia. Banyak sekali barang-barang mulai dari makanan, minuman, perabot rumah tangga, kendaraan, dan alat-alat elektronik yang sehari-hari selalu kita pakai. Di berbagai tempat di pelosok Indonesia pun banyak ditemui produk-produk luar negeri ketimbangan produk dalam negeri sendiri. Bukan hanya masalah produk, tetapi dari masalah perusahaan jasa pun banyak juga produk asing yang ikut menumpang di distribusikan di Indonesia.
Banyak produk-produk dalam negeri yang memiliki kualitas bersaing dengan produk asing, dan menawarkan harga yang lebih terjangkau daripada harga yang ditawarkan produk asing. Namun banyak orang yang cenderung lebih memilih produk asing yang mahal dibanding produk sendiri yang lebih terjangkau harganya sehingga produk negeri sendiri tak banyak laku di masyarakat.
Banyak dari masyarakat kita sendiri yang lebih memilih produk asing dengan berbagai alasan seperti, karena gengsi dengan teman-teman, ikut-ikutan trend jaman sekarang, karena produk luar negeri memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Pendapat masyarakat tentang kualitas produk negeri sendiri yang jauh dibawah produk asing itu salah. Padahal kalau kita teliti produk kita sendiri banyak yang sebanding kualitasnya dengan produk luar negeri. Hanya saja banyak beberapa kelemahan produk negeri kita sendiri yaitu produk kita kurang memiliki daya saing, seperti pengemasan produk yang kurang menarik minat para konsumen karena produk hanya dikemas apa adanya. Kemudian bangsa kita atau masyarakat kita tidak mau berdaya saing. Bangsa kita lebih senang bekerja dari hasil pemikiran orang lain. Bukan berarti tak ada, tapi tak banyak dari masyarakat kita yang mau menciptakan produk baru untuk dilempar ke pasar internasional. Masyarakat kita lebih senang mengolah produk dari pasar internasional untuk dijual lagi di Indonesia. Faktanya, banyak produk jenis produk asing yang tidak diproduksi Indonesia.Namun yang lebih parah adalah kita sampai tertipu dengan produk sendiri. Produk kita yang dikemas dengan seadanya dikemas lagi oleh orang asing. Produk kita yang sudah dikemas ulang tersebut justru di jual ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia tentunya dengan harga yang mahal.
Dari segi manfaat jelas membeli produk dalam negeri memberi banyak manfaat. Selain untuk menambah pendapatn negara, membeli produk dalam negeri akan meninngkatkan produksi dalam negeri dan menjadikan bisa bersaing. Jika produksi dalam negeri meningkat otomatis lapangan kerja meningkat, pendapatan rakyat juga meningkat bahkan produk yang ditawarkan juga pastinya lebih murah. Perekonomian kita setidaknya membaik.
Sayangnya belum banyak yang mengerti dengan pemahaman tersebut. Masyarakat kita masih fanatik dengan merek dan produk asing. Padahal kalau kita perhatikan di negara Amerika, ada beberapa prisip yang perlu kita renungkan yaitu: Orang Amerika harus membeli produk Amerika bukan produk Asing. Hanya produk yang tidak ada di Amerika yang boleh diimpor. Produk Amerika yang pertama dan terakhir selamanya. Orang Asing tidak dibenarkan menjual produknya di Amerika, kalau pun diizinkan harus dikenakan pajak tinggi. Orang Amerika sejati harus membeli produk Amerika. Membeli produk impor berarti bukan orang Amerika.
Kampanye ini sebetulnya sudah digalakkan oleh pemerintah Indonesia, sayangnya untuk menjalankannya masih tergolong sulit karena masyarakat kita masih enggan untuk membeli produk dalam negeri. Tulisan ini bukan mengajak kita anti produk asing. Kendati pun kenyataan banyak produk asing yang bertebaran di Indonesia dan banyak juga produksi produk asing yang tidak diproduksi negara kita. Tapi paling tidak kita bisa memahaminya, menjadi masayarakat yang cinta produk dalam negeri. Bagaimana bisa mencintai produk dalam negeri dan tidak hanya fanatik dengan produk asing.

Yezid_fistek_2009
CINTA PRODUK DALAM NEGERI

Orang-orang dengan bangga memamerkan barang-barang bermerek luar negeri yang mahal. Mereka lalu lalang di berbagai pusat perbelanjaan. Menurut mereka itu adalah harga diri mereka. Dengan membeli barang mahal mereka bisa membuktikan bahwa mereka mampu mengikuti trend, modern dan modis. Tidak dipungkiri setengah dari penduduk di Indonesia memiliki pemikiran seperti itu. Pemikiran konsumtif yang diciptakan oleh budaya barat yang memasuki ideologi pemikiran bangsa Indonesia. Apalagi untuk beberapa warga Indonesia yang bisa dikatakan berada. Kenyataan yang kita gambarkan ini terbukti di berbagai kota besar di Indonesia. Banyak dari penduduknya berlomba membeli barang luar yang mahal untuk dilihat modis dan modern dan lebih parah pemikiran ini sudah menjalar ke kota-kota kecil yang para penduduknya rela pergi jauh-jauh ke kota besar untuk membeli barang bermerek tersebut. Betapa pemikiran konsumtif ini berdampak sangat besar bagi bangsa Indonesia.
Sesungguhnya pemikiran seperti ini harus disikapi dengan benar. Dari pemikiran tersebut menimbulkan perilaku yang tidak menguntungkan, misalnya pemborosan, kurang sadar akan pentingnya berhemat dan kesadaran cinta akan produk dalam negeri sendiri lambat laun hilang. Kesadaran cinta produk dalam negeri itulah yang sangat penting kita tingkatkan untuk melawan pemikiran konsumtif yang diberikan budaya barat. Produk dalam negeri tidaklah kalah bersaing dengan produk luar negeri yang bermerek. Mungkin sebagian dari kita berpikiran barang bermerek itu lebih berkualitas dan diketahui orang banyak tetapi sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari pembelian barang bermerek itu tidaklah efisien. Belum tentu barang-barang itu sangat kita butuhkan dan juga kita bisa lihat dengan sangat jelas bahwa pembelian barang bermerek itu menghabiskan sebagian besar penghasilan kita yang seharusnya berguna untuk memenuhi kebutuhan pokok kita. Terkadang kita terlena akan barang luar negeri akhirnya kebutuhan sehari-hari kita terbengkalai. Daripada kita bersusah hati dengan berusaha membeli barang-barang yang tak mungkin kita beli lebih baik kita membeli barang-barang produk dalam negeri sendiri yang sebenarnya kualitas barangnya sama dengan kualitas barang luar negeri dan harga barang dalam negeri termasuk efisien serta terjangkau.
Para pemerintah sudah mulai bekerja meningkatkan kualitas produk dalam negeri. Berbagai program dan solusi untuk memberikan barang berkualitas terbaik negeri diberikan oleh mereka agar bangsa Indonesia sendiri memiliki kesadaran akan cinta produk dalam negeri. Berbagai percobaan dan pengujian akan barang-barang tersebut dilakukan, tak hanya dalam hal sandang tetapi dalam hal pangan pun juga dilakukan. Sebagai warga negara yang baik yang berkebangsaan Indonesia marilah kita mulai menghargai kerja keras para pemerintah dari pusat maupun daerah dengan memupuk kecintaan akan produk dalam negeri. Mulailah dengan membeli beberapa kebutuhan pangan yang merupakan hasil negeri kita sendiri kemudian kurangilah ketergantungan akan barang luar negeri. Seperti yang kita lihat sebagian besar bangsa kita ada juga yang menderita kemiskinan yang tak seberuntung kita akibat dari kebodohan kita yang terlena akan produk luar negeri dan jeratan budaya konsumtif bangsa barat. Pasti beberapa diantara kita bertanya mengapa kemiskinan itu berhubungan dengan kita padahal berhubungan darah saja dengan orang-orang itu tidak. Karena dengan kita membeli produk luar negeri kita telah membantu banyak ekonomi luar negeri tapi kita tidak membantu ekonomi negara kita sendiri. Itu berarti kebodohan kita berakibat buruk pada saudara kita sendiri. Cinta produk dalam negeri selain membantu negeri kita sendiri dengan membeli produk-produk dalam negeri kita yang berarti membantu perekonomian negara juga kita dapat membantu saudara-saudara kita yang kesusahan. Begitu banyak manfaat dari mencintai produk dalam negeri maka dari itu mulai dari sekarang kita harus mulai mencintai produk dalam negeri karena produk dalam negeri juga merupakan cerminan negeri kita sendiri.

(WAHYU S PUTRA)
FISTEK 2009

BANGUN BANGSA DENGAN CINTA PRODUK DALAM NEGERI

Kenapa banyak orang Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan?

Jawabannya adalah, karena orang Indonesia banyak yang malas. Malas kerja, malas usaha, dan lain-lain. Padahal Pemerintah sudah meluncurkan banyak program untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM), seperti pinjaman modal usaha dengan bunga ringan.

Ada satu alasan lagi, mengapa orang Indonesia malas usaha, padahal sudah difasilitasi Pemerintah. Karena para calon pengusaha itu takut gagal, takut terbanting dengan produsen lain terutama produsen asing. Mungkin juga mereka kurang laris karena kualitas produknya berbeda dengan produk asing. Tetapi, sebagai masyarakat Indonesia kita harus membangkitkan UKM seperti itu agar masyarakat Indonesia mampu untuk mandiri.

Produk Indonesia sebenarnya lebih bagus dari produk asing. Contohnya kopi. Di Indonesia banyak macam kopi, seperti kopi toraja, kopi robusta, kopi arabika, dan kopi luak. Kopi luak itu kalau tidak salah harganya $100 per kilogram. Dan kopi luak itu kata orang-orang rasanya enak sekali. Kopi luak berasal dari kotoran luak. Luak adalah hewan yang suka memakan kopi, karena pencernaan luak tidak sempurna, maka kotorannya pun menjadi kopi dan inilah yang disebut kopi luak.
Kenyataannya, di negara kita ini begitu banyak produk luar negeri yang menguasi perdagangan. Tak peduli jenis apa itu. Mulai dari makanan, pakaian, alat transportasi bahkan sampai hal terkecil sekali pun. Dimana saja, hampir di seluruh tempat tiap kali kita melongok, mencoba memperhatikan apa yang ada. Yang tertulis justru made in Korea, Made in Jepang, Made in Malaysia dan sejumlah negara lainnya, walaupun ada made in Indonesia kenyataan justru tak banyak. Jangan kan dari persaoalan barang, dari segi peruasahan jasa saja, banyak juga produk asing yang ikut “nebeng” di Indonesia.
“Mulailah dari sekarang.” Itulah ungkapan yang paling bijaksana saat ini. memulai lebih baik daripada mengomentari. Dengan kegiatan sekecil ini kita bangun Indonesia yang kea rah yang lebih baik. Produk dalam negeri tidak selalu lebih jelek dari produk asing. Kita pasti bisa!!

johan_fistek_2009
Cintai Produk Dalam Negeri

Indonesia, seperti halnya negara berkembang lainnya mempunyai kebiasaan atau bisa juga disebut sebagai gaya hidup untuk mengikuti perkembangan trend. Mulai dari trend berpakaian, makanan, maupun gaya hidup mereka yang memang bisa dibilang sangat konsumtif. Kiblat dari gaya hidup itu sendiri sebagian besar meniru bangsa barat yang secara langsung membuat kita memakan produk-produk mereka dan memuntahkan produk-produk dalam negeri. Ironisnya, saat ini negeri kita tengah mendapat ancaman Krisis Global yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, akan tetapi kita sebagai warga negara Indonesia tetap saja bangga bisa memakai produk-produk luar negeri tersebut.
Pemerintah sendiri sedang berupaya keras agar produk dalam negeri dapat laris dalam pasaran dalam negeri maupun internasional, kalau untuk dalam negeri saja kita sebagai Warga Negara yang baik tidak mau mengakui kualitasnya dengan mengkonsumsinya bagaimana bisa produk kita bersaing di kancah Internasional? Pencanangan gerakan cinta dalam negeri digencarkan oleh pemerintah lewat berbagai cara. Bahkan saat ini pemerintah juga tidak segan-segan untuk meningkatkan kualitas sejumlah produk dalam negeri hingga bisa disetarakan dengan produk impor.
Upaya-upaya untuk meningkatkan nilai konsumtif terhadap produk dalam negeri sudah gencar dilakukan dengan adanya iklan-iklan baik dalam media elektronik maupun poster-poster yang berisi himbauan serta keunggulan produk kita yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Upaya lainnya adalah dengan mengadakan pameran-pameran industri otomotif, informatika, sepatu, tekstil dan produk tekstil (TPT) maupun industri pertanian yang memang sebenarnya memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk luar negeri.
Untuk berbagai produk elektronik produksi dalam negeri sendiri sudah siap bersaing dengan produk impor, baik dari segi kualitas maupun harga jual. Produksi dan teknologinya siap bersaing dengan impor. Hanya saja yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan pemerintah untuk pengenalan kepada masyarakat dan meyakinkan serta merubah asumsi mereka selama ini bahwa produk luar negeri lebih bagus menjadi “Produk Indonesia setara dengan produk luar negeri”.
Jika saja kebijakan-kebijakan itu konsisten dilaksanakan dan kita sebagai warga negara mendukunnya maka peningkatan penjualan di pasar dalam negeri diyakini mampu menutupi defisit ekspor akibat krisis global dan produk dalam negeri akan mengalami perkembangan yang pesat. Kita sebagai mahasiswa harus ikut serta aktif juga dalam mendukung program ini. Marilah kita mengunakan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan kita mulai dari sekarang....!!!!

Rohmah_fistek_2009
Cintai Produk Dalam Negeri

Konsumsi masyarakat Indonesia disamping sebagai pemenuhan kebutuhan tetapi juga tuntutan gaya hidup seiring perkembangan trend membuat sifat konsumtif menjadi sangat besar. Namun ironisnya kebanyakan masyarakat malah rela mengeluarkan uang mereka untuk mengkonsumsi produk luar negeri dan mengabaikan produk dalam negeri.
Alasan masyarakat untuk mengkonsumsi produk luar negeri pun bermacam-macam. Selain kualitas yang dianggap bagus, harga produk luar negeri yang lebih murah, merupakan salah satu pemicu untuk tidak membeli produk dalam negeri. Bayangkan, jika semakin banyak penduduk Indonesia yang membeli produk luar negeri, sama saja kita mensejahterakan negara lain. Dan lama kelamaan perusahaan dalam negeri akan jatuh serta gulung tikar. Lalu bagaimana dengan perkembangan ekonomi bangsa Indonesia?
Pemanfaatan produk dalam negeri secara maksimal saat ini menjadi salah satu cara yang diterapkan pemerintah untuk mengatasi tekanan krisis ekonomi global, pasalnya pasar dalam negeri dianggap cukup kuat untuk menopang ekonomi dan menyerap tenaga kerja ditengah lesunya pasar export. Sebab sejak terjadi krisis ekonomi global terasa sangat memukul sektor industri serta produksi dalam negeri. Pasalnya, order dari pihak asing terhadap produksi dalam negeri cenderung merosot tajam, sehingga tak sedikit perusahaan yang gulung tikar dan terpaksa mem-PHK karyawannya. Dan akhirnya keadaan ini akan menambah angka pengangguran yang berujung kepada kemiskinan.
Melihat realita tersebut bukanlah hal yang tidak mugkin jika seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meggunakan produk ber-labelkan "Made in Indonesia" atau buatan Indonesia sangat tepat untuk melindungi industri dalam negeri dan yang terpenting untuk menghindari kaum buruh dari momok PHK massal yang kian menjalar.
Dukungan masyarakat Indonesia sendiri terhadap produk dalam negeri sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian. Walaupun kualitas produk dalam negeri masih kalah dari produk luar negeri, maka untuk itu perlu rasa nasionalisme yang tinggi. Sebab dengan membeli produk dalam negeri berarti telah mendukung pabrik dalam negeri. Semakin banyak pembelian, semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang banyak itu dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk, sehingga dapat bersaing di kancah Internasional.
Untuk itu seharusya secara rutin dilakukan pameran produk dalam negeri untuk promosi, dan produk yang dipromosikan tersebut hendaknya memiliki daya tarik dan keunikan dan tidak mematok harga yang terlalu mahal. Karena sejauh ini pameran di tiap-tiap kota selalu memasang harga yang mahal dan lebih tinggi dari produk luar negeri.
Semua program yang direncanakan pemerintah mengenai peningkatan penggunaan produk dalam negeri tidak akan sukses dan berhasil jika kita sebagai masyarakat tidak mau mendukung kebijakan tersebut. Kita harus bisa mencintai dan membanggakan produk negeri kita. Sebab dengan mencintai produk buatan sendiri diharapkan dapat mengangkat harkat martabat bangsa.

Nanda Kania Pradita_fistek_2009

Banggalah Indonesia Dapat Berkarya

Indonesia tak seharusnya terus mengimpor barang-barang dari luar negeri. Generasi muda bangsa ini banyak yang mampu untuk berkarya, banyak yang mampu untuk mencipatakan. Tapi mengapa kita belum mampu untuk betul-betul mencintai neger ini dengan mencintai produk-produk dalam negeri? Salah satunya dikarenakan kepercayaan kita terhadapa kualitas dari produk-produk dalam negeri ini masih sangat rendah, padahal sebenarnya banyak buah karya anak negeri yang berkualitas tinggi walaupun memang belum semua mampu berkualitas tinggi. Sebagai salah satu generasi muda bangsa seharusnya kita lah yang memikirkan, kita lah yang peduli dengan keadaan ini, bukan hanya mampu berbicara tapi juga mampu beraksi. Sebagai pnerus bangsa kita lah yang semestinya memikrkan agar bangsa ini mampu mencintai produk-produk dalam negerinya sendiri. Lalu, bagaimana caranya?
Pertama, yang harus kita lakukan adalah menanamkan pada benak kita sebuah keyakinan bahwa kualitas produk dalam negeri pun mampu bersaing dengan kualitas produk dalam negeri. Dengan kepercayaan yang kita punya, maka kepercayaan diri sang pencipta produk-produk dalam negeri itu pun akan meningkat dan mereka pun semakin terpacu untuk membuat produk-produk yang kualitasnya terus meningkat. Selama ini kepercayaan kita terhadap kualitas produk negeri sendiri kurang, sehingga produsen-produsen pun berpikir ribuan kali untuk terus berproduksi karena ketakutan akan kegagalan.
Selanjutnya berikan pengaruh kepada orang sekitar kita untuk menggunakan produk dalam negeri. Semakin banyak orang tertarik maka semakin baik, karena pengguna produk negeri ini meningkat. Orang-orang sekitar kita pun pasti akan menyebarkan lagi ke orang lain untuk memakai produk dalam negeri.
Yang terpenting untuk dilakukan adalah meningkatkan kualitas produk-produk dalam negeri itu sendiri. Memang butuh modal, tetapi jika pikirkan lagi modal itu pun akan kembali pada kita dan bahkan memberikan keuntungan bagi bangsa ini sendiri, karena kita tidak perlu lagi mengimpor barang-barang dari luar negeri yang justru akan memakan biaya lebih banyak. Untuk itu, banggalah jika ngeri ini mampu berkarya dan banggalah untuk memakai produk dalam negeri. Cintai produk dari negeri kita sendiri!

khusnul wicaksono_teknik nuklir_2009

CINTAI PRODUK DALAM NEGERI

Pengaruh negara asing, terutama negara barat di Indonesia sangat besar. Mulai dari gaya hidup, budaya, hingga produk-produk asing sangat merajalela di Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia bahkan lebih memilih untuk menggunakan produk asing dibandingkan dengan produk dalam negeri.

Kebanyakan masyarakat Indonesia beralasan bahwa produk asing memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk dalam negeri. Padahal, kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu. Walau produk Indonesia kalah dalam bidang popularitas, namun secara kualitas produk Indonesia tidak kalah.

Sebenarnya, dengan membeli produk lokal berarti kita turut dalam memajukan perekonomian bangsa. Dengan diterimanya produk lokal oleh masyarakat akan sangat berpengaruh bagi perkembangan usaha-usaha home industry. Para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) akan memperoleh keuntungan dan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian, lapangan pekerjaan baru akan tersedia dan angka pengangguran juga dapat menurun. Begitu juga dengan tingkat kriminalitas akan menurun dan tingkat kemakmuran akan meningkat.

Sebagai negara dengan penduduk yang sangat banyak, sumber daya manusia untuk mengembangkan produk lokal bukanlah masalah. Hanya saja dalam pengelolaannya, peran pemerintah sangat penting. Seperti penyediaan bahan baku dengan harga yang terjangkau, pembatasan import produk asing, hingga menjadi pengguna produk lokal sendiri.

Maka dari itu apabila masyarakat kita sudah bangga dengan produk sendiri, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan akan banyak bermunculan produk-produk baru karya anak negeri yang mampu bersaing di kancah internasional. Modal dasarnya adalah percaya diri yang disokong oleh masyarakat Indonesia. Bahwa kita bangga dengan produk dalam negeri. Dengan demikian bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri.

KELOMPOK 7 MEKANIKA

Jumat, 16 Oktober 2009

adin photo

Kamis, 15 Oktober 2009

Pesan Kesan Inisiatif 1

Kamis, 08 Oktober 2009

data alumni

Rabu, 07 Oktober 2009

suka-sukanya anak mekanika

esai cinta produk dalam negeri

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya